Energi Positif


Energy

Beberapa hari yang lalu, saya browsing mengenai hukum kekekalan energi karena tiba-tiba teringat masa SMA ketika sedang diajar oleh guru fisika yang benar-benar memorable. Ketika browsing tersebut, saya sempat tersentak karena pada waktu yang bersamaan saya teringat nasihat orang tua saya untuk selalu berbuat baik. Beliau pernah berkata ‘berbuat baiklah maka kamu akan menerima hasil yang baik’.

Setelah menggunakan sedikit logika, saya sampai pada kesimpulan bahwa perbuatan kita pun menggunakan hukum kekekalan energi. Apa itu hukum KEKEKALAN ENERGI? Mungkin sebagian dari kita masih ingat ketika kita diajarkan mengenai hal ini di bangku SMA. Nah, hukum kekekalan energi mengatakan bahwa energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan. Contoh gampangnya adalah kalau kita merebus air maka alur energinya adalah api menghasilkan panas > panci menjadi panas > air menjadi panas > air menguap menjadi uap. Disini terlihat bahwa gabungan antara energi panas dari api ditambah energi dari air akan menghasilkan energi uap.

Energi adalah kekal. Jumlahnya selalu sama dari awal alam semesta ini diciptakan. Tak pernah berkurang. Tak pernah bertambah. Lebih lanjut lagi—menurut saya—semua hal di alam semesta ini merupakan energi termasuk perbuatan kita. Sebagai makhluk Tuhan, jelasnya, manusia juga terikat dengan hukum kekekalan energi. Bedanya, alam sebagai makrokosmos, memiliki hukum kekekalan energi yang sifatnya kuantitatif. Artinya, jumlah energi bersifat tetap. Yang dapat berubah hanya bentuk. Sementara energi pada manusia, sebagai alam mikrokosmos, selain kuantitatif, juga bersifat kualitatif. Menurut istilahnya, selain energi manusia jumlahnya tetap, juga bisa bersifat negatif maupun positif.

Semua energi yang kita keluarkan, hakikatnya, tidak akan pernah berkurang sedikit pun. Dia hanya mungkin berubah bentuk, tapi takkan pernah hilang. Sifatnya pun tetap. Energi negatif akan menghasilkan energi negatif, meski wujudnya bisa berbeda, pun sebaliknya. Energi negatif, adalah perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Energi positif berarti perbuatan yang selaras dengan kebaikan. Selain memiliki sifat kualitatif, energi manusia-mikrokosmos ini juga memiliki siklus tertutup. Semua energi yang dikeluarkan, akan kembali kepada yang mengeluarkan. Tiap manusia punya “frekwensi” yang berbeda dan alam tidak mungkin keliru mengidentifikasinya. Jadi, sekali kita mengeluarkan energi negatif, kita tinggal menunggu energi itu akan kembali kepada kita, kapan pun, dan apa pun bentuknya. Tidak akan kurang, dan tak akan lebih. Yang pasti, itu akan terjadi, sebelum kita meninggalkan alam kosmos ini.

Berarti jelas dong sekarang mengenai kalimat ‘berbuat baiklah maka kamu akan menerima hasil yang baik’? Intinya cuma satu: INGAT HUKUM KEKEKALAN ENERGI. Kita mengeluarkan energi positif, pasti energi positif itu akan kembali lagi ke kita. Begitu juga sebaliknya. Menurut saya, tidak ada hukum karma. Kita bertanggung jawab terhadap perbuatan kita sendiri.

BERBUATLAH. APAPUN. YANG POSITIF. SEKARANG.

Leave a comment